PERJUANGAN MELAHIRKANMU SECARA NORMAL, BIDADARIKU...




12 November seharusnya menjadi Hari perkiraan Lahir (HPL) mu kedunia ini versi bidan, Nak.. Sedangkan 17 November menjadi HPL versi dokter.. Tapi ternyata Allah punya versinya tersendiri.. Yang pastinya jauh lebih valid dan pasti. 20 November, 3 hari setelah 1 tahun hari ulang tahun pernikahan Yayah dan bundamu, kamu terlahir ke dunia dengan sehat dan selamat tak kurang suatu apapun.. :’)

Perasaan tak karuan itu diawali sejak kandungan bunda berumur tepat 9 bulan. Belum ada sedikitpun tanda-tanda kontraksi/ sakit yang biasa dirasakan ibu hamil usia trimester ketiga, His palsu namanya. Aneh ya nduk orang hamil itu.. Yang dicari justru “kapan yaa rasa sakit itu datang”... Rasa sakit kok dicari dan dinanti? Yahh.. Itulah spesial dan ajaibnya perasaan seorang calon ibu..

Awal bulan November, bulan dimana kamu diperkirakan lahir, Yayah mengajak bunda USG ke dokter untuk kesekian kali.. Dokter bilang air ketuban dan plasenta di rahim bunda masih bagus dan ada waktu 1-2 minggu lagi untuk melahirkanmu ke dunia ini, semuanya aman.. Bahkan bidan di klinik tempat bunda berniat melahirkan bilang, bahwa kamu sudah masuk panggul dan terkunci. Alhamdulillah...

11 November 2015, bunda mulai khawatir sayangku... Kenapa masih juga belum ada satupun tanda? Entah itu air ketuban pecah, kontraksi palsu, kaki bengkak, dsb.. Satupun tak ada yang bunda rasakan.. Kami kembali periksa, kali ini bunda ingin mendengar pendapat lain, Kami ke puskesmas terdekat dan mendapati bahwa HB darah bunda rendah, hanya bernilai 9,9 dari HB ibu hamil yang seharusnya (minimal 12). Bunda diminta menyiapkan minimal 5 pendonor darah seandainya kelak ketika melahirkanmu, bunda mengalami pendarahan. Kakekmu di karang yang bunda beritahu kondisi bunda, langsung menghubungi semua PMI, PMI tanjungkarang, PMI metro, bahkan Bank BRI yang tengah mengadakan donor darahpun ikut jadi sasaran ketakutan kakek, maklum, cucu pertama..

Apalagi di awal bulan november lalu, dokter USG bilang bahwa berat badanmu yang rendah (2,2 kilo saat memasuki usia kandungan 9 bulan) membuatmu menjadi lebih rentan resiko dan harus masuk inkubator pasca dilahirkan. Bunda diwajibkan makan berliter-liter es krim, buah bit dan cokelat, Bunda sih senang, es krim kan makanan favorit bunda.. Tapi.. Ah! Bunda benar-benar stress nak.. Tak peduli semua bidan dan dokter bilang jangan stress, karena akan membuat tekanan darah bunda bertambah rendah, yang terjadi, mau ditahan se-sok tegar apapun, bunda tetap saja STRESS :’(
12 November 2015, HPL bidan terlewati, dan benar saja, kontraksi tetap belum bunda rasakan. Kami kembali memeriksakan kondisimu ke rumah sakit Mardi Waluyo Metro, dan alhamdulillah.. Bunda dan yayah mendapatkan 1 kejutan bahagia yang membuat sedikit lega.. Dokter bilang kamu sudah benar-benar masuk panggul dan berat badanmu sudah naik menjadi 2,6kg !! Amazing!

17 November 2015, HPL dokter juga terlewati begitu saja.. Kakek dan jiddah dari Karang pun sudah datang bersiap menyambutmu nak.. Bahkan eyang putri sudah seminggu dirumah untuk menjaga bunda dan kamu.. Tapi lagi-lagi kamu belum bersedia keluar dari rahim bunda.. Mungkin kamu gak mau lahir di hari selasa seperti bunda, karena katanya bayi yang lahir pada hari selasa akan memiliki sifat keras, yah.. seperti bunda ;) Atau mungkin karena kamu terlalu takut akan kerasnya kehidupan di dunia luar? Entahlah.. yang jelas, perasaan bunda makin gak karuan.. Bagaimana bisa tenang? Semua seolah sedang berharap engkau lahir dengan segera.. Bahkan yayah tanpa sadar sering membisikkan kekhawatirannya, ingin kamu segera lahir ke dunia..

19 November 2015, bunda sudah sangat-sangat takut nak.. Takut ketubanmu tak cukup, takut plasenta mu sudah mengalami pengapuran.. Akhirnya bunda dan yayah memutuskan untuk kembali USG demi menguatkan hati.. Malam itu sepulang kerja, Yayah mengantar bunda ke dokter.. Di ruang tunggu bunda sempat menangis.. Membayangkan betapa semua telah sedari lama menanti hadirnya tangisan bayi.. Campur aduk rasanya.. Campur aduk yang teraduk-aduk pokoknya. Semuanya makin tak karuan saat dokter bilang bahwa kamu harus segera diinduksi karena sudah limit waktu (41 minggu) dan tali pusar masih melilit lehermu: kemungkinan itu juga yang diperkirakan menjadi penghambat kamu tuk keluar dari rahim bunda. Yang paling mengejutkan, selain bilang bahwa ketuban bunda sudah berkurang (mencapai level 3 pengurangan), dokter juga bilang bahwa kamu belum masuk panggul bunda! Huwaaaaa...... Semua panik saat mendengar kabar ini usai kami tiba dirumah.. Eyang putrimu hanya bisa diam dengan muka kacau, jiddah tak henti berdoa dan meminta semua sholat hajat, dan kakekmu menelpon saudara-saudara untuk membujuk bunda menjalani operasi sesar saja.

Keputusan yang berat, sangat berat.. Saking beratnya, bunda tak mau sedikitpun memikirkannya.. Bunda masih saja senyum-senyum karena yakin tetap bisa melahirkanmu normal. Kakek dan saudara-saudara, bahkan yayahmu kompak meminta bunda sesar, karena jika diinduksipun akan percuma, sebab bukankah kamu belum masuk panggul kata bu dokter? Jadi percuma saja tho diinduksi? Karena kamu hanya akan berputar-putar di rahim bunda, akan sangat lebih bahaya jika berakhir dengan posisi kepalamu yang berubah jadi diatas perut bunda, otomatis akan tetap berakhir sesar kan? Maka semua kekeuh meminta bunda tuk langsung sesar saja.. Tapi bunda dengan senyum-senyum (sok kuat) masih saja bilang “Yuk kita ke klinik (yang artinya: Yuk tetap coba lahiran normal) ^_^

Yayahmu disepanjang perjalanan ke klinik malam itu, sekitar pukul 10 malam, terus saja membujuk bunda tuk sesar, yayah bilang bunda akan kalah suara karena semua pro sesar. Tapi, toh yang menjalani tetap bunda kan? Mereka bisa apa :D “Nduk, kamu tau gak sih gimana takutnya mamas? Mamas gak mau kehilangan kamu.. gak mau kamu kenapa-kenapa.. Sesar aja ya nduk, Kamu pasti kalah suara.. Kamu tuh tau gak sih rasanya jadi aku??” Dan bunda tetap percaya padamu, Nak... ^_-
Diluar perkiraan, entah karena dokter USG tempat bunda periksa tadi ngawur, atau karena pengaruh doa dan sholat hajat semua keluarga, Maa syaa Allah.. Malam itu sesampainya di klinik, kami mendengar kabar baik nak.. Bidan bilang kamu benar-benar sudah masuk panggul dan ada jalan lain untuk mengeluarkanmu selain induksi yang kemungkinan berhasilnya hanya 50:50 itu.. Bidan memberi bunda obat perangsang kontraksi yang ditaruh dibawah lidah hingga meleleh, Setelah minum obat itu, bunda disuruh datang lagi esok sore jika merasakan kontraksi (artinya bisa lahiran normal) atau jika tetap tidak ada kontraksi (artinya harus lewat jalan induksi). Bunda legaaaaa sekali, Kamu sudah masuk panggul, itu artinya AMAN! 

Malam itu pukul setengah 11 malam bunda minum obat sebelum tidur dengan perasaan sedikit lega dihati masing-masing orangtua. Tak disangka, kontraksi yang diperkirakan terjadi esok sore, sudah bunda rasakan sejak pertama kali meminum obat itu, Tepat tengah malam kontraksi bertambah dan pukul 2 dini hari ketuban bunda pecah.. Bahagia luar biasa rasanya bisa merasakan sakitnya kontraksi.. Kami langsung ke klinik saat itu juga. Cek ricek, bukaan 1 ternyata.. Alhamdulillah... :’)

Semua bergegas membawa barang-barang persalinan bunda beserta tas perlengkapan bayimu. Pukul 5 Subuh, bukaan masih 3 dan rasa sakit yang dipaksa oleh obat itu makin tak kuat rasanya bunda pendam.. “Allah.. Allah.. Astaghfirullah.. Allah.. Allah..” berkali bunda lafalkan tiap kali tak bisa menahan sakit, Sampai pukul 7 pagi, masih bukaan 3 Nak.. :’( Bunda hampir pingsan rasanya..
Bidan kepala datang dan mengatakan ada opsi 1 lagi sebelum pilihan induksi diberikan, bunda diberikan obat pelumas rahim, dan diperkirakan kamu akan lahir paling cepat pukul 11 pagi dan paling lambat pukul 9 malam nanti, Subhanallah.. Lagi-lagi kebesaran Allah.. Kamu bahkan terlahir hanya 1 jam kemudian.. Pukul 8.00 WIB hari jum’at tanggal 20 November 2015.. Allahu Akbar..!! Tangisan Yayahmu pecah ditelinga bunda, diiringi tangismu.. Siapa sangka kamu bisa terlahir normal dengan semua prediksi sulit itu Nak.. Kamu benar-benar anak bunda yang hebat dan kuat :’)
Yayah dan bunda telah lama menyepakati sebuah nama untukmu, nama yang agak serakah saking panjangnya.. Dengan singkatan unik yang kekeuh yayahmu berikan dibelakang namamu: Nadine jennaira Qasthalani, ST
Nadine artinya Harapan,
Jennaira artinya Cahaya Surga
Qasthalani artinya Pelangi, Jadi namamu memiliki arti: Pelangi harapan yang bercahaya di surga –ST singkatan dari Sahroni Tyas) ^_^

Begitulah nak.. Perjuangan yang bahkan sampai nyawapun akan tetap bunda pertaruhkan demi melahirkanmu dengan sehat dan selamat.. Maha suci Allah.. Semoga engkau kelak bisa menjadi Hafidzah, anak yang sholehah, Qurottaayun serta cahaya surga bagi Yayah dan bunda sedari di dunia hingga ke akhirat_Nya kelak.. Aamiin Yaa rabb.. :’)

Semua menyayangimu Nak.. Sangat sangat dan sungguh sangat terlalu menyayangimu, Naira.. :’)

#Dengan syukur tak terhingga, rainbownight artYasa.. :')
#NadineJennairaQasthalani







0 Response to "PERJUANGAN MELAHIRKANMU SECARA NORMAL, BIDADARIKU..."

Post a Comment

Most Popular

Pengikut